Terkadang
melakukan kilas balik masa lalu menjadi hiburan tersendiri. Kisah sedih,
bahagia, unik, dan berbagai macam kisah lainnya mewarnai kehidupan kita. Ingatan
tentang masa lalu juga menjadi pembuktian bahwa segala angan, harapan, cita-cita,
mimpi –apapun namanya-- yang dahulu sempat terbersit di pikiran, telah terjawab
di masa sekarang. Setiap individu memiliki beragam angan dalam hidupnya. Dan
tentunya masing-masing akan mengusahakan agar apa yang diangankan dapat
terwujud.
Dalam
hidup, pastilah akan melalui proses kehidupan mulai masa kanak-kanak hingga
dewasa. Dalam tiap masa, ada cerita berbeda tentang harapan kita. Ketika berada
dalam masa kanak-kanak, kita belum
terlalu memikirkan tentang harapan di masa depan. Pola pikir tentang kehidupan
belum terbuka lebar di masa itu. Coba saja tanya anak-anak di sekitar kita,
ketika ditanyai tentang harapan, mereka bingung akan menjawab apa karena memang
wawasan mereka masih terbatas.
Bahkan,
anak usia sekolah dasar terkadang bingung saat ditanyai cita-cita. Sama halnya
dengan saya ketika masa itu, ketika ditanyai tentang cita-cita, yang bisa saya
katakan adalah ingin menjadi orang yang berguna bagi keluarga, nusa, dan
bangsa. Padahal jawaban tersebut hanyalah alibi saya untuk menutupi kebingungan
saya untuk menentukan cita-cita yang spesifik.
Saat
beranjak remaja, pola pikir akan mulai terbuka. Mulailah muncul keinginan-keinginan
yang ingin dicapai di masa depan. Dan ketika memasuki usia dewasa, pola pikir
semakin matang dan kompleks sehingga memicu timbulnya harapan yang semakin
beragam. Walaupun demikian, ada sebagian yang justru tak acuh terhadap mimpi
yang pernah dirajutnya. Tidak sedikit orang yang menyesal karena telah
mengabaikan masa lalu, yang seharusnya dipergunakan sebagai batu loncatan untuk
meraih keberhasilan tetapi justru menghabiskannya dengan bermain-main.
Akan
tetapi, ada pula orang yang mampu memegang teguh prinsip hidupnya, konsisten
mengejar angannya hingga tercapailah harapannya di masa kini. Percaya ataupun
tidak, semua yang kita peroleh saat ini merupakan hasil perbuatan yang kita
lakukan di masa lalu –perbuatan sekecil apapun itu.
Ketika
membicarakan tentang harapan, tentu ada sebagian yang tercapai dan sebagian
lainnya tidak tercapai. Hal ini sangat tergantung pada kemampuan dalam
memanfaatkan waktu yang kita miliki. Setiap orang memiliki kesempatan yang sama
yaitu 24 jam per hari untuk mewujudkan angan dan harapan masing-masing. Jika tidak mampu memanfaatkannya dengan baik
maka waktu akan terbuang sia-sia. Seperti yang diungkapkan Thomas Edison, “Waktu
adalah satu-satunya modal yang dimiliki oleh manusia dan ia tidak boleh sampai
kehilangan waktu.”
Dengan
modal waktu itulah kita mampu meraih angan bahkan melebihi apa yang kita
rencanakan. Dengan melakukan kilas balik masa lalu, kita mampu mengevaluasi
diri terhadap angan kita di masa lampau. Apa yang pernah kita pikirkan dahulu,
kini terkuak semua dan menjadi sebuah kenyataan hidup yang kita peroleh
sekarang.
Saya
pun menjadi teringat akan angan-angan tiga tahun lalu. Saat itu saya sangat berharap untuk dapat lolos
dalam USM STAN, muncul pula dalam pikiran saya tentang khayalan nanti ketika
diterima di STAN mulai dari kehidupan perkuliahan kampus STAN, persahabatan
dengan teman yang sama-sama merantau, hingga membayangkan tentang segala
kesibukan sebagai mahasiswa STAN. Dahulu itu semua hanyalah angan-angan seorang
siswa yang baru lulus SMA. Kini semua ini terjawab dan menjadi sebuah fakta. Ketika
resmi menjadi mahasiswa STAN, saya pun menikmati ritme kehidupan di Kampus ini.
Sebagian yang terjadi sesuai bayangan saya dahulu, dan sebagian lagi keliru. Memang
benar bahwa kita tidak akan pernah tahu sebelum kita sendiri yang menjalani. Jika
angan masa lalu terbukti di masa kini, maka bagaimana dengan angan masa kini?
Ya, akan terjawab di masa datang.
Saya
sebagai mahasiswa tingkat tiga, mulai memiliki angan-angan tentang bagaimana kehidupan
nantinya setelah lulus STAN, misalnya tentang penempatan kerja. Dua atau tiga tahun yang akan datang, ketika
saya membaca ulang tulisan ini, mungkin saya sudah berada di suatu tempat yang
sesuai dengan yang saya angankan –atau malah tidak sesuai. Semuanya hanya dapat
dijawab oleh waktu. Semoga harapan-harapan yang terlambung dapat terjawab indah
pada waktunya.
[Nuris Dian Syah]
0 komentar:
Posting Komentar